Kalimat Inti dan Cara Pengembangan Paragraf
Kalimat inti atau kalimat topik bertugas memberitahukan kepada pembaca
gagasan pokok yang akan dibicarakan dalam alinea dimaksud. Karena karangan
terdiri dari alinea-alinea yang memiliki kesatuan yang utuh, maka kalimat inti
yang biasanya terletak di awal paragraf juga berfungsi menhubungkan
alinea itu dengan alinea sebelumnya. Apabila kalimat inti tidak dapat
secara lansung menjadi penghubung dengan paragraf sebelumnya, bisa dibuatkan
kalimat penghubung khusus yang mendahului kalimat inti.
Kalimat inti yang baik mempunyai ciri-ciri sbb.:
Kalimat inti yang baik mempunyai ciri-ciri sbb.:
1. dirumuskan secara menarik
2.
terlihat hubungan yang logis degan
alinea sebelumnya
3.
dirumuskan cukup umum agar dapat
dikembangkan dalam alinea
4.
dirumuskan secara spesifik sehingga
pembaca tahu apa yang hendak dikemukakan pengarangnya.
1. Dengan menyajikan hal-hal khusus
Misal:
Lalu lintas di perempatan jalan itu tampak ruwet. Polisi yang jaga sudah tidak ada lagi. Lampu pengatur lalu lintas telah rusak sejak sebulan yang lalu. Di samping jalan ke arah pasar ada sebuah truk sedang mogok.
Lalu lintas di perempatan jalan itu tampak ruwet. Polisi yang jaga sudah tidak ada lagi. Lampu pengatur lalu lintas telah rusak sejak sebulan yang lalu. Di samping jalan ke arah pasar ada sebuah truk sedang mogok.
Hari itu begitu panas dan persis saat itu
pemakai jalan sedang banyak-banyaknya. Mobil, sepeda motor, bemo, becak,
sepeda, menjadi campur aduk di persimpangan itu.
2. Dengan mengadakan perbandingan/perlawanan
Ini dimaksudkan untuk menggambarkan atau
menjelaskan pokok persoalan dengan memberikan gambaran yang lebih sederhana,
lebih konkret. Dengan perbandingan menunjukkan kesamaan dan perlwanan
menunjukkan perbedaan.
Misalnya:
- Ilmu pengetahuan yang kita miliki memang sangat terbatas. Kalau
kita umpamakan ilmu itu lautan, ilmu
yang kita miliki kini hanyalah setetes dari lautan yang luas itu.
- Matematika amat sukar baginya. Tak pernah ia
memperoleh angka sampai dengan enam. Tetapi kalau bahasa Inggris jangan
ditanya, ia paling unggul di kelasnya. Tak pernah ia memperoleh angka di
bawah delapan.
3. Dengan cara kronologis
Misalnya:
Berkali-kali kupanggil namanya, tak ada jawaban. Mula-mula tak begitu kuhiraukan. Mungkin lagi tidur atau memang tak mendengar sahutanku. Tetapi setelah berkali-kali, aku mulai berpikir jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi atas dirinya. Kuberanikan mengetok pintu kamarnya. "Rahmaan..!" Tak ada juga jawaban.
Berkali-kali kupanggil namanya, tak ada jawaban. Mula-mula tak begitu kuhiraukan. Mungkin lagi tidur atau memang tak mendengar sahutanku. Tetapi setelah berkali-kali, aku mulai berpikir jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi atas dirinya. Kuberanikan mengetok pintu kamarnya. "Rahmaan..!" Tak ada juga jawaban.
4. Dengan menyatukan detail-detail yang saling berhubungan
Detail-detail dapat dihubungkan menjadi
satu alinea apabila dapat menggambarkan sifat-sifat khusus seseorang atau
bagian suatu pemandangan.
Misalnya:
Kesan pertama setelah berjumpa dengan tokoh ini adalah menyenangkan, tetapi wibawanya tetap memantul. Perawakannya sedang, tidak terlalu besat, tidak terlalu kecil. Rambutnya lurus disisir ke belakang. Dahiya lebar, menandakan pandangannya yang luas. Kulitnya agak hitam. Nadanya bersahabat, tidak menggurui.
Kesan pertama setelah berjumpa dengan tokoh ini adalah menyenangkan, tetapi wibawanya tetap memantul. Perawakannya sedang, tidak terlalu besat, tidak terlalu kecil. Rambutnya lurus disisir ke belakang. Dahiya lebar, menandakan pandangannya yang luas. Kulitnya agak hitam. Nadanya bersahabat, tidak menggurui.
5. Dengan pernyataan-pernyataan yang disusun secara logis
Misalnya:
Pola hidup sederhana memang layak dimasyarakatkan. Akan tetapi tidak tepat kalau pola hidup sederhana itu digembar-gemborkan di tengah masyarakat yang taraf hidup mereka pas-pasan. Pola hidup sederhana diketengahkan kepada para orang kaya yang lupa diri dan lupa daratan, menghambur-hamburkan uangnya untuk kesenanga-kesenangan yang sebenarnya hanya sia-sia dan tidak ia butuhkan.Para pejabat
termasuk pada golongan kedua ini. Ia menjadi pejabat untuk menikmati segala
fasilitas mewah dan lobi-lobi yang mempertebal saldo rekeningnya. Dengan
uangnya yang banyak dari berbagai jalan itu, sang pejabat lebih mirip penjahat
mafia yang hidup penuh hura-hura.
Pola hidup sederhana memang layak dimasyarakatkan. Akan tetapi tidak tepat kalau pola hidup sederhana itu digembar-gemborkan di tengah masyarakat yang taraf hidup mereka pas-pasan. Pola hidup sederhana diketengahkan kepada para orang kaya yang lupa diri dan lupa daratan, menghambur-hamburkan uangnya untuk kesenanga-kesenangan yang sebenarnya hanya sia-sia dan tidak ia butuhkan.
No comments:
Post a Comment