Saturday, 31 August 2013

Mengabungkan Beberapa Dokumen Word Menjadi Satu

Mengabungkan Beberapa Dokumen Word Menjadi Satu. Berawal dari tugas akhir semester membuat laporan praktek yang mencapai 150 dan dikerjakan oleh 5 orang muncullah kebutuhan akan menggabungkan beberapa Dokumen Word yang teah dikerjakan terpisah untuk disatukan dalam satu Dokumen word. 

Pertama-tama saya tidak yakin hal ini bisa dilakukan karena belum ada teman yang mencobanya, setelah saya tanya kepada Mbah yang serba tahu alias google akhirnya ketidak yakinan saya hilang.

Ternyata Beberapa Dokumen Word Bisa dijadikan Satu Dokumen Word. Cara yang saya temukan ini cukup simple karena hanya memerlukan beberapa klik saja, tidak perlu Copy Paste.

Cara Mengabungkan Beberapa Dokumen Word menjadi satu ini sangat mungkin dilakukan bila dokumen yang akan digabungkan cukup banyak.

Berikut Cara Mengabungkan Beberapa Dokumen Word menjadi Satu yang saya dapat dari microsoft.

Klik tab Insert yang memungkinkan Anda menggabungkan dokumen dengan mudah.

Mengabungkan Beberapa Dokumen Word Menjadi Satu

Cari "Objek", tekan segitiga kecil di sampingnya, lalu klik "Teks from Files" dari menu dropdown.

Mengabungkan Beberapa Dokumen Word Menjadi Satu

Setelah itu, Anda dapat memilih berkas yang akan digabungkan ke dokumen yang aktif. Dengan menekan terus Ctrl untuk memilih lebih dari satu dokumen.

Mengabungkan Beberapa Dokumen Word Menjadi Satu

(Catatan: Dokumen yang ditempatkan di atas akan digabungkan pertama kali. Oleh karena itu, urutkan dan beri nomor setiap dokumen target jika Anda ingin mempertahankan urutan tertentu untuk dokumen Anda).


Cara ini berlaku untuk Word 2010 maupun Word 2007. Harap diperhatikan: Format mungkin tidak dipertahankan apabila Anda menggabungkan dokumen. Usahakan dokumen yang akan digabungkan sama-sama dari word 2007 atau 2010 untuk menghindari kerusakan dokumen yang digabungkan.

Selamat mencoba dan tetap semangat ok!

Referensi dan Sumber 

 Jenis - Jenis Kamera Video

Kamera video Video Camera Recorder ) adalah kamera elektronik untuk menangkap gambar bergerak (Motion) dalam format video. Kamera video sendiri dalam perkembangannya dimulai dari kamera video analog dan berkembang menjadi kamera video digital. Di era modern, cara kerja kamera video analog sudah banyak ditinggalkan. Karena fungsi kamera video dan kualitas yang dihasilkan kamera video digital lebih bagus dan lebih mudah dikelola.

Prinsip kerja video kamera dapat digambarkan sebagai berikut :

  1. Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga berfungsi sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).
  2. Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
  3. Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel
  4. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar. 
  5. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau memory card.
  6. Tahapan selanjutnya adalah proses yang dilakukan di luar kamera.
Saat ini sensor CCD sudah banyak digantikan dengan sensor CMOS yang lebih murah.

Kebanyakan kamera video, jendela intip atau eye finder sudah berwarna dan bukan hitam putih. Jarak antara lensa dengan sensor CCD disebut focal length. Sebenarnya focal length mempengaruhi efek zoom in ataupun zoom out. Sehingga kita bisa mengambil gambar video dari jarak dekat atau pun jarak jauh. Gambar mengenai sensor CCD yang sangat peka terhadap cahaya. sensor CCD memiliki jutaan sensor, semakin banyak jumlah sensor, maka semakin detil juga video yang dihasilkan.

Kamera video mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan suara dan mengkonversi menjadi data digital. Gambar yang masuk ke CCD juga akan tampil di layar LCD. Sensor CCD diteruskan ke konverter sehingga mengubah data analog menjadi data digital. Konverter yang digunakan adalah konverter ADC ( Analog Digital Converters )

Dalam waktu yang bersamaan, cara kerja kamera video juga menyimpan sinyal suara dan dirubah menjadi data digital. Data digital disimpan dalam media penyimpanan secara terus menerus selama kamera dalam keadaan merekam. Media penyimpanan video ada berbagai macam. VCD, DVD, ataupun Mini DV. 

Sistem kamera digital terbagi atas 3 (tiga) sistem, sistem tersebut terbagi menurut sistem televisi di dunia yaitu :
  1. National Television System Committee (NTSC), yangdigunakan di Amerika Serikat. System ini memiliki spesifikasi kemampuan merekam gambar 525 garis perdetik, 29 frame per second dan sumber tenaga listrik dengan frekuensi 60 hertz. 
  2. Phase Alternate Line (PAL), sistem inilah yang di gunakan di Indonesia dan Eropa. Sistem ini memiliki spesifikasi kemampuan merekam gambar 625 garis perdetik, 25 frame per second dan sumber tenaga listrik 50 herzt. 
  3. SECAM, sistem ini digunakan di Perancis. Sistem ini memiliki kemampuan merekam gambar 825 garis perdetik, 25 frame per second dan sumber tenaga listrik 50 herzt. 
Ketiga sistem tersebut tidak sejalan satu sama lainnya. Di Indonesia system televisi yang digunakan adalah sistem PAL dengan rasio 4:3. Selain itu jika dilihat dari segi penggunaan kamera televisi dalam memproduksi acara televisi terbagi atas :
  1. Kamera Studio 
  2. Kamera Portable, terdiri dari : 

  • Kamera ENG (Electronics News Gathering) 
  • Kamera EFP (Electronics Field Production) 
Secara umum dalam pemanfaatannya, kamera digunakan untuk pencarian berita atau ENG (Electronic News Gathering) dan kelompok profesional EFP (Electronic Field Production)








Bentuk fisik kamera ini lebih besar dibandingkan dengan kamera elektronik lainnya. Tipe lensa yakni box lens dengan jenis zoom lens. Kelengkapan yang mendukung kamera studio yakni : Pedestal, Tripod, Rolling Tripod, Crane/Hand Crane, Porta jip dll. Selain itu dilengkapi dengan dua hand/pan bar untuk pengaturan focus, zoom maupun pergerakan kamera (Camera Movement).
Kamera ini hanya digunakan di dalam studio, selain kelengkapan di atas ada lagi kelengkapan lain yang di pasang di ruang control, seperti : CCU(Camera Control Unit), RCP(Remote Control Panel), WFM (Wave Form Monitor), Video Monitor yang berfungsi untuk setting kamera yang berada dalam studio.


Bentuk kamera ini relatif lebih kecil dibandingkan kamera yang lain. Tipe lensanya portable lens dengan jenis zoom lens. Kamera ini di desain untuk peliputan berita karena kamera tipe ini lebih kecil dan penggunaannya relatif lebih mudah

Kamera EFP digunakan untuk produksi di luar studio dan penyiaran langsung. Bentuk fisik kamera ini lebih kecil dibandingkan kamera studio, tipelensanya portable lens atau box lens dengan jenis zoom lens.


  • Video casset recorder (VCR)
  • Video Tape recorder (VTR)
  • Video Disc Recorder

Pembuatan Film Pendek


Banyak cara atau teknik pengambilan gambar yang bisa digunakan dan diterapkan dalam pembuatan film pendek. Misalnya saja, saat shooting, jangan pernah mengandalkan pengaturan posisi standar. Saat ini semua pengambilan gambar untuk film kebanyakan dikerjakan dengan menggunakan kamera digital. Jadi tidak akan sulit untuk memeriksa apakah semua hasil filming sudah memenuhi sarat atau belum dengan melakukan playback. Periksa semua, mulai dari dialog, tata suara, pencahayaan dan lain sebagainya. Apakah sudah sesuai dengan kualitas yang diinginkan atau belum. Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan setelah capturing, bukan pada saat pasca produksi.
Hindari pemakaian soar saat shooting film pendek. Pada dasarnya kameraman yang baik adalah yang bisa mengurangi cruising. Kecuali bisa dilakukan dengan sebaik mungkin. Adapun cara lain untuk mendapatkan gambar lebih dekat ke objek sangat baik menggunakan doll, dan glider kamera.
Adapun hal yang tak kalah penting, adalah menghindari pemakaian efek yang tidak dibutuhkan banyak informasi yang bisa anda ambil dalam Tips Pembuatan Film Pendek. Sebuah film pendek banyak mengandalkan efek-efek seperti; memulai pengambilan gambar film dengan alarm hitungan mundur (ringing noisy alarms), transisi yang berlebihan seperti dissolves/erase, dan credit tittle yang panjang dan berlebihan. Pikirkan dengan baik, apakah hal-hal ini perlu ditampilkan dalam sebuah film pendek atau tidak. Pilihan yang sangat bijak jika semua itu tidak terlalu berlebihan.
Hindari pengambilan gambar pada malam hari di luar ruangang. Kita tahu bahwa suasana gelap adalah musuh utama kamera (video camera). Pengambilan gambar di luar ruang pada malam hari sangat membutuhkan cahaya. Apabila tidak menggunakan lighting effects yang cukup maka hasilnya akan jelek sekali. Meskipun dapat melakukan correction pada saat editing, tapi sudah pasti dapat menyebabkan kualitas gambar menjadi jelek. Paling baik adalah merubah skenario menjadi suasana siang hari. Ini adalah tips menarik yang bisa kita gunakan dalam pembuatan film pendek. Selamat bereksplorasi dengan film pendek.

Cara Pengambilan Gambar dengan Kamera (Camera Angle)



Dalam pengambilan gambar baik foto/video tidak terlepas dengan tehnik atau cara pengambilan gambar tersebut, supaya gambar bisa terlihat bagus dan baik. Anda mungkin pernah menonton sebuah film, dan anda pasti akan melihat pengambilan gambar pada film tersebut berbeda beda misalnya pada adegan tertentu kamera seakan akan berada jauh dari objek gambar ataupun sebaliknya dan ini biasa disebut dengan istilah Camera Angle.



Ada beberapa tehnik pengambilan gambar yang biasa di gunakan diantaranya:

  • Bird Eye View
Ini merupakan sudut pengambilan gambar yang dilakukan di atas,seperti burung terbang yang melihat ke bawah. biasanya untuk mengambil gambar dengan sudut ini dilakukan di atas gedung ataupun dengan helikopter.
  • High Angle
Ini merupakan  Sudut Pengambilan gambar yang tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
  • Low Angle
Ini merupakan Sudut Pengambilan gambar yang diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle.
  • Eye Level
cameraIni merupakan  Sudut Pengambilan gambar dengan sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
  • Frog Level
Ini merupakan Sudut pengambilan gambar yang diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.


Diatas merupakan tehik atau cara mengambil gambar dengan menggunakan sudut pandangatau camera Angle. Selain sudut pandang / camera Angle ada lagi yang namanya Moving Camera atau gerakan camera seperti Zooming (in / out) dan lain sebagainya. inilah vidio penmendukungnya terimakasih.



Dapat di download Disini

Sumber Disini

TEKNIK PENGAMBILAN GAMBAR (VIDEO)



Dalam pembuatan sebuah film, banyak sekali unsur-unsur yang harus diperhatikan agar film itu nantinya akan menjadi film yang berkualitas. Salah satu unsur yang sangat perlu diperhatikan adalah pengambilan gambar dengan kamera. Sama dengan Photography, pengambilan gambar (video) dalam pembuatan film memerlukan teknik, tidak asal merekam pada Objek yang dituju. Dengan kualitas teknik yang dikuasai kameramen, maka akan diperoleh angle yang tepat yang akan menghidupkan film itu sendiri. Berikut adalah teknik-teknik dalam pengambilan gambar.





1. Kamera foto (still photography)
Kamera foto menghasilkan gambar-gambar yang tidak bergerak ( still single picture). Bahanbaku penyimpanan gambar berasal dari pita selluloid, sehingga sete-lah melakukan perekaman harus diproses lagi dengan pemrosesan secara kimiawi. Contoh :kamera analog, kamera digital.
2. Kamera Film (Cinema photography)
Kamera film memiliki bahan yang sama dengan kamera foto, namun hasil yang didapat sangat berbeda, kamera film menghasilkan gambar yang bergerak atau disebut still motion. Contoh : kamera 8 mm, 16 mm, 35 mm.
3. Kamera Video (video photography)
Untuk kamera vide sendiri memiliki persamaan dengan kamera film karena mengha-silkan gambar bergerak (still motion), namun yang membedakan yaitu bahan baku-nya yang berupa kaset video yang setelah pengambilan gambar hasilnya dapat langsung dilihat karena terjadinya gambar secara optis dan elektronis. Contoh : kamera Betacam, MiniDV, HDCam. Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. 






1. Camera Angle (Sudut pengambilan gambar)


  • Bird eye view : Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
  • High Angle : Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek,pengambilan gambar seperti ini memeiliki arti yang dramatik yaitu kecil/kerdil.
  • Low Angle : Pengambilan gambar dari bawah objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah keagungan atau kejayaan.
  • Eye Level : Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
  • Frog Level : Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

2. Frame Size (Ukuran gambar)


  • Extreem Close-up (ECU) : Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
  • Big Close-up (BCU) : Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
  • Close-up : Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsinya untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
  • Medium Close-up (MCU) : Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
  • Mid Shoot (MS) : Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas
  • Knee Shoot (KS) : Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.
  • Full Shoot (FS) : Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
  • Long Shoot (LS) : Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
  • Extreem Long Shoot (ELS) : Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
  • 1 Shoot : Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.
  • 2 Shoot : pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
  • 3 shoot : pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.
  • Group Shoot : Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.

3. Moving Camera (Gerakan kamera)


  • Zooming (In/Out) : Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
  • Panning (Left/Right) : Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
  • Tilting (Up/Down) : Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
  • Dolly (In/Out) : Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
  • Follow : Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
  • Framing (In/Out) : Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.
  • Fading (In/Out) : Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
  • Crane Shoot. : Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan Bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.
  • Gerakan objek (moving object) : 

        a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek,  baik ke kiri / kanan.
        b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.

oleh: Agata Dani - Saturday, May 4, 2013

Membuat Film Dokumenter 

dan Istilah Teknis Praktek Shooting


Membuat film dokumetar adalah suatu tantangan yang sangat dasyat karena diperlukan beberapa pengetahuan lebih pada saat kita akan membuat sebuah film dokumetar. Di sini mencoba berbagi ilmu tentang mengenal sebuah kamera di film dokumentar.
Dalam perjalan perfilman kita sering melihat berbagai suguhan film. Baik film yang berkatagorikan fiksi ataupun non fiksi. Nah tentu kita akan bertanya apa itu film dokumeter dari beberapa situs dan buku yang saya baca banyak arti yang berbeda menjelaskan arti film dokumetar, namun saya mengambil satu garis lurus dimana film dokumentar itu adalah implementasi fakta dan realitas yang terjadi yang kita angkat dari sebuah pemikiran (Ide) yang memang bercerita menarik dam enak yang bisa menimbulkan banyak pertanyaan dan jawaban tentang berbagai aspek kehidupan.
Karena katagori Film dokumenter sendiri adalah film yang bercerita tentang kenyataan, realitas atau fakta.


Bercerita di Film Dokumentar tentunya tidak semudah dengan kita berucap ayo kita segera bikin film dokumentar. Pertanyaan simple muncul takkala kita hendak mengesekusi Ide dengan tujuan kita sebagai filmmaker guna membuat film dokumetar.
Paling ringan di sini akan memberikan contoh simple yang membuat kita bisa mengingat apa itu katagori film dokumentar. Masih ingat dengan program di televise pertama di Indonesia (TVRI), ya, Flora dan Fauna.
Mungkin dulu pada saat film dokumentar belum banyak dilirik dan selalu disuguhkan tentang apa saja yang berbau tumbuh tumbuhan dan dunia binatang namun seiring dengan perkembangan era digitalisasi industri pertelevisian dan semakin banyaknya filmmaker yang mengembangkan arti dari film dokumetar sesungguhnya jadi tidak melulu menceritakan sebuah proses awal hingga akhir dari suatu tumbuhan atau awal mulanya kehidupan binatang.
Film dokumetar sendiri itu terbagi dari dua kelompok. Satu adalah semi dokumetar dan satunya lagi adalah total film dokumetar.
Menjadikan Ide sebagai sebuah ilham bagi film dokumetar kita tentunya tidaklah gampang seperti kita berkata-kata, jika Ide kita dapatkan tentunya sebuah riset untuk sebuah pemikiran itu menjadi sangat penting.
Karena yang menarik dalam penciptaan film dokumenter berawal sebuah riset yang kita lakukan. Percaya atau tidak kita harus kembali berkaca pada diri kita sendiri. “apakah Ide-ku ini nantinya menarik jika di Film-kan.”
Proses pembuatan film dokumanter bukan sekedar estetika tapi mempunyai sebuah riset. Karena film dokumenter tidak melulu teks yang dikuti oleh gambar. Karena kita harus berpikir film dokumanter kita nantinya bisa memberikan gambaran riset kita.
Jika bisa, Ide yang ada pada diri kita bisa kita share pada orang (kelompok) kita, agar kiranya Ide yang akan kita tuangkan pada saat pembuatan kiranya bisa ditangkap rekan produksi film dokumentar kita.
Setelah dari sebuah Ide yang sudah kita matangkan dari sebuah riset pertanyaan berikutnya adalah bagaimana mentransfer ‘kamera kita? Karena nantinya banyak yang meleset dari apa yang kita sudah rencanakan. Jadi bersiap-siaplah jika nantinya kita mengalami suatu kendala dalam pelaksanaan pembuatan film dokumentar.
Setelah Ide siap kita bungkus, peralatan yang memadai sangat menunjang dalam history pembuatan film dokumentar kita.
Berikut ini akan diberikan beberapa perihal terpenting bagi filmmaker yang kiranya berguna dalam pembuatan film dokumetar. Dimana istilah ini sangat dekat dengan juru kamera dan perihal berikut tentunya perlu juga di ketahui dan wajib juga dikuasai oleh sang sutradara film dokumetar.
Kamera terdiri dari dua jenis dimana yang pertama dikenal dengan sebutan Kamera Docking, yang terdiri dari 3 bagian utama yaitu: lensa kamera (bagian depan),Camera Head (bagian tengah),VCR (bagian belakang). Sedangangkan yang kedua adalah Kamera Camcoder, yang terdiri dari dua bgaian utama yaitu; Lensa dan VCR yang menjadi satu.


Lensa itu tersusun dari tiga bagian utama yaitu Ring focus, ring focus sangat berkaitan dengan ketajaman dan kedalaman gambar (depth of field), berikutnya adalah Zoom, zoom ini sendiri berkaitan dengan jarak subjek dengan lensa (focal length). Zoom menjadi dua yaitu Zoom In (gambar mendekat) dan Zoom Out (gambar menjauh).


Nah Lensa, Lensa adalah alat yang terdiri dari beberapa cermin yang berfungsi mengubah benda menjadi bayangan, terbalik dan nyata. Ada beberapa jenis lensa yang umum digunakan, antara lain :
Lensa normal, berukuran focus sepanjang 50mm atau 55mm. Sudut pandang lensa ini sama dengan sudut pandang mata manusia.
Lensa lebar (wide lens), biasanya mempunyai lebar focus 16-24mm. Lensa ini biasa digunakan untuk mengambil gambar pemandangan, atau ruangan yang sempit.
Lensa tele, adalah lensa yang memiliki focal length (jarak antara objek dengan lensa) panjang. Lensa ini digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek dan dapat menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Lensa ini berukuran 85mm, 135mm dan 200mm.
Iris/Aperture/ Diafragma/ atau Bukaan Lensa.
Iris/Aperture/ Diafragma/ atau Bukaan Lensa adalah pencarian pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ada beberapa ukuran pencahayaan pada lensa kamera, dimana ukuran diafragma dimulai dengan (bukaan besar) 2.8 dan (bukaan kecil) 4-5.6-8-11 dan 22.Fungsi Iris menjadi hal yang final dalam pencarian pencahayaan yang terbaik.
Fasilitas Camera ada beberapa yang kita perlu ketahui yaitu Extender, extender adalah fasilitas pada lensa yang berfungsi mendekatkan jarak objek sebanyak 2x lipat. Yang diikuti dengan pengaturan Iris sebanyak 1 ½ stop.
Gain,
Gain adalah level pengangkatan cahaya yang terdiri dari tiga level yaitu low, medium dan high. Untuk mengatur ketinggan level Gain dapat kita lakukan jika pencahayaan yang kita butuhkan sangat kurang. Level Gain sendiri terdiri mulai dari dua katagori 0 db s/d 9 db dan 12/18 db. Perlu diingat jangan pernah memaksakan diri untuk menggunakan gain 18 db, hal ini akan menyebakan pengahasilan gambar yang tipis atau coral (berbintik-bintik).


Zebra,
Zebra adalah indicator pada kamera yang menandakan bahwa benda atau objek yang terlihat di kamera mempunyai intensitas cahaya yang tinggi, tentunya kita mengatur iris/diafragma. Zebra bisa memandu sang Juru Kamera guna mengetahui gambar yang di take sudah focus atau tidak.


Jika bagian kamera sudah kita kuasai tentunya beberapa istilah dalam menggunakan kamerapun wajib kita ketahui.
Color Bars,
Color Bars berfungsi sebagai pengatur gelap terang suatu objek dan juga mengatur color balance. Dan dikenal juga sebagai awalan dari rekaman gambar kita.


Time Code (TC),
Time Code berfungsi sebagai pencatat durasi gambar kita dalam kamera. Ini sangat berguna takkala kita melakukan pencarian gambar saat editing.


Auto White Balance (AWB) atau (WB),
White Balance adalah syarat mutlak bagi disaat memulai mengoperasikan camera. AWB atau WB berguna menjauhkan satu warna yang dominant atau bad color (bluish, redish, yellowish atau greenish). Satu lagi yang sama pentingnya dengan AWB atau WB adalah Auto Black Balance (ABB) atau (BB), Black Balance merupakan setting camera untuk mencari kualitas gambar yang sempurna dari camera yang kita gunakan.


Set Up Audio,
Setting Audio menjadi bagian penting dalam pencarian kualitas suara untuk film kita nah audio setting dapat kita lakukan baik pada Atmosfir Mic yang ada pada kamera atau ExternaL Audio.


Ide dan Kemera sudah kita ketahui tentunya hal yang perlu kita lakukan tentunya Camera siap di operasikan tapi ada beberapa dasar lainnya yang perlu dipunyai oleh juru kamera dan wajib dikuasai oleh Sutradara film dokumentar.
Komposisi, Komposisi merupakan susunan objek visual secara keseluruhan pada bidang gambar, dimana objek menjadi pusat perhatian. Dimana dalam merekam objek tentunya harus mempunyai rasa (sense of art), kreatifitas.
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk menghasilkan komposisi yang baik, diantaranya :
Sepertiga bagian dari komposisi (rule of thirds), pada aturan umum, komposisi sebenarnya dibagi menjadi 9 bagian yang sama. Sepertiga bagian adalah teknik dimana kita menempatkan objek yang menjadi focus, berada diantara salah satu dari 9 bagiab tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan yang umum dilakukan, dimana kita selalu menempatkan objek di tengah-tengah bidang.
Salah satu unsur yang digunakan untuk membangun sebuah komposisi visual adalah sudut pengambilan gambar (angle of view), dan juga ditentukan oleh tujuan pengambilan gambar. Jika kita ingin mendapatkan suatu moment dan menghasilkan gambar yang terbaik, kita jangan pernah takut untuk merekam gambar dari beberapa sudut pandang. Mulailah dari yang standar (sejajar dengan objek) sudut dari atas, bawah, samping kanan atau kiri, bahkan sudut yang paling ekstrim.
Dalam Komposisi Gambar terdapat dua bagian yakni Background (BG) dan Foreground (FG).
Background dan Foreground adalah benda-benda yang berada dibelakang atau didepan objek inti dari suatu visual. Idealnya BG dan FG ini merupakan pendukung untuk memperkuat kesan dan focus perhatian mata kepada objek intinya.


Nah untuk mengahasilkan shot-shot tertentu kiranya kita harus mengetahui shot list yang ada pada konsep film dokumentar kita.
Berikut istilah Camera dan Fungsi yang harus diingat pada saat Camera akan di fungsikan :
Shutter Speed
Pengaturan Shutter Speed sangat bergantung pada berapa ukuran iris/diafragma yang kita gunakan. Shutter Speed adalah semacam tirai yang bergerak naik turun didalam lensa. Guna mendapatkan berapa lama cahaya yang dibutuhkan untuk masuk kedalam emulsi film (jangka waktu transmisi sinar) kita menggunakan Shutter Speed.


Shutter Speed memiliki satuan angka mulai dari B-1-2-4-8-15-30-60-125-250-500-1000-2000. Bila juru kamera menggunakan shutter speed tinggi, maka gambar yang terekam akan terlihat jelas/terang, jika kita menggunakan shutter speed rendah, maka gambar yang terekam akan terlihat blur atau berbayang.
Filter, Filter terdiri dari 4 pilihan. Filter umumnya terbagi dari empat bagian antara lain:
3200 K, digunakan untuk in door yang memiliki pencahayaan rendah atau sumber cahaya yang dominant kuning (tungsten).
5600 K + ¼ ND (neutral density), digunakan untuk out door yang mempunyai sumber cahaya matahari terik (top light).
5300 K, digunakan untuk out door dan in door dengan sumber cahaya dominant putih atau cahaya kebiruan (daylight).
5600 K + 1/16 ND, digunakan bila intensitas sumber cahaya sangat tinggi sekali, seperti di pantai dengan matahari terik (Over Light).


Pencahayaan atau tata cahaya adalah proses menyinari film dengan cahaya yang datang dari luar kamera. Dalam penggunaan pencahayaan dengan pengaturan diafragma serta shutter speed sangat penting diperhatikan. Dimana dalam menentukan kombinasi yang tepat antara diafragma dan Shutter Speed akan menghasilkan gambar dengan tata pencahayaan yang terbaik.
Ada 2 jenis Tata Cahaya yang utama yang sering dipakai, yaitu :
High Key,
High Key sendiri adalah sebuah scene yang penampilannya lebih condong ke cerah. Efek dari tata cahaya high key relative sedikit berbayang. Namun ini menjadi penting dimana bisa memberikan pilihan gambar yang lain. Dimana ada sedikit bagian yang gelap sebagai indikasi bahwa high key bukan karena over exposed.


Low Key,
Low Key adalah sebaliknya, dimana bagian-bagian yang pokok diberikan cahaya cukup namun ada bagian lainnya terdapat bayangan gelap. Sering terjadi juga salah pengertian bahwa untuk mendapatkan efek low key ialah dengan membuat under exposed, yang benar adalah perbandingan ratio antara gelap dan terang.


Tata cahaya mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai :
Key Light, merupakan sumber cahaya utama untuk suatu karakter tertentu disuatu tempat dalam scene. Jika objeknya bergerak maka menggunakan beberapa key light.
Fill Light, tujuannya untuk mengisi (Fill) bayangan yang disebabkan oleh key light. Karena harus dihindari agar tidak menimbulkan bayangan baru, maka biasanya ditempatkan dekat kamera. Fill light bisa juga dengan menggunkan sumber cahaya yang soft. Kualitas dari soft light yang tidak menimbulkan bayangan memberikan kebebasan dalam penempatannya.
Back Light, ditempatkan diatas atau dibelakang objek, untuk memberi cahaya diatas pundak atau diatas kepala.
Dalam tata cahaya kadang diperlukan efek khusus. Efek cahaya lain yang sering digunakan adalah Eye Light, sebuah lampu kecil dengan cahaya kuat yang ditempatkan di dekat kamera. Karena cahayanya lemah maka dia akan menimbulkan fill light di mata actor, disamping refleksinya akan membuat matanya berbinar. Terakhir adalah background light atau set light, untuk memberi cahaya pada tembok atau furniture.
Point Shooting Camera
Camera Angle atau sudut pengambilan gambar yang ditentukan oleh blocking kamera, yang umum yang selalu digunakan ada 3 sudut


High Angle, sebuah sudut pengambilan gambar oleh kamera dari atas objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat objek berada dibawah atau terkesan pendek.
Low angle, sudut pengambilan gambar dari bawah objek, dan menghasilkan gambar yang terlihat diatas atau terkesan tinggi.
Eye level, sudut pengambilan gambar yang sejajar dengan pandangan mata, menjadi titik standar normal suatu komposisi.
Selain itu ada juga beberapa sudut pengambilan gambar yang dipakai, antara lain,
Bird eye, sudut pengambilan gambar top high, dengan menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor burung.
Frog eye, sudut pengambilan gambar top low, menghasilkan gambar dengan pandangan mata se-ekor katak.
Over shoulder, pengambilan gambar dari belakang bahu.
Establish/General shot, gambaran umum sebagai shot pengenalan dari cerita utama atau mainstory.
Inter cut/ Cut away, merupakan gambar-gambar penyela untuk menyembunyikan jumping atau memotong suatu aksi.
Reverse shot, gambar di ambil dari sudut lawan main, tanpa melanggar garis imajiner.
Detail shot, sebaiknya dibuat dengan memadukan unsure kekuatan insting dengan unsur keindahan.
Gunakan arrow angle dengan memperhatikan jarak perbandingan yang cukup baik dengan membuat detail shot.
Sedikit memberikan beberapa definisi yang berkaitan dengan Film dan Kamera.
Soft focus : gambar yang terekam tidak 100% tajam.
Out focus : gambar yang terekam tidak tajam sama sekali.
In focus : semua gambar terekam dalam keadaan baik.
Sharp : gambar yang terekam 100% tajam hingga tampak detailnya.
Under exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang kurang.
Over exposed : gambar yang dihasilkan, memiliki pencahayaan yang berlebihan.


Depth of Field: daerah kedalaman dan ketajaman gambar, semakin pendek depth of fieldnya, gambar yang dihasilkan semakin baik, karena gambar dibelakang akan terlihat soft focus atau bahakan out of focus.
Focal length : jarak antara objek dan lensa.
Zoom in : gerak lensa mendekati objek.
Zoom out : gerak lensa menjauhi objek.
Track in : gerak kamera mendekati objek.
Track out : gerak kamera menjauhi objek.
Pan : gerak kamera dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Tilt : gerak kamera dari bawah ke atas atau sebaliknya.


Shot Size (Ukuran Shot)
Very Long Shot (VLS) : Ukuran shot dari kepala sampai kaki dengan ruang gerak objek yang luas. Fungsi shot ini sebagai shot pengenalan/ establish shot.
Long Shot (LS): Pengambilan gambar yang dilakukan dari atas kepala hingga kaki, dengan ruang gerak objek yang sempit.
Medium Long Shot/Full Shot(MLS/FS) : Pengambilan gambar dari kepala hingga kaki.
Medium Shot (MS): Pengambilan gambar dari batas pinggang hingga kepala.
Medium Close Up (MCU): Pengambilan gambar dari batas siku tangan hingga kepala.
Close Up (CU): Pengambilan gambar dari atas dada hingga kepala.
Big Close Up (BCU): pengambilan gambar dari dagu hingga dahi.
Extreme Close Up (ECU): pengambilan gambar detail pada bagian tertentu di wajah, misalnya, bibir atau mata.
Shot-shot deskriptif: Adalah istilah penggunaan shot yang lebih variatif, seperti, pan shot, follow shot, tracking shot, low shot, high shot, reverse shot, tilt up and tilt down shot, tilt dutch shot dan over shoulder shot.
1. Jangan melanggar garis imajiner (Imajiner Line)/Directional Line. Bila hal ini dilakukan, maka gambar akan terkesan tabrakan atau bolak balik, atau disebut juga Jump Shot.
2. Perhatikan Head Room, ruang yang cukup di bagian atas kepala.
3. Perhatikan Looking Room, ruang pandangan mata yang berimbang.
4. Perhatikan Nose Position, tetapkan posisi hidung tepat berada di titik tengah layer televise.
5. Hindari Sporius Object, benda-benda yang mengganggu komposisi.
6. Semua gambar yang kita rekam harus memiliki Motivasi dan informasi.
7. Perhatikan Continuity, kesinambungan jalan cerita jangan sampai ada yang hilang, sehingga alur ceritanya utuh.
Peralatan Pendukung Camera
Tripod,
Tripod (Kaki Camera) Tripod kamera merupakan peralatan yang terpisah dari kamera namun dianya merupakan peralatan tambahan yang menjadi penyokong fungsi kamera dalam peroperasian. Tinggi tripod sama pentingnya dengan jarak kamera dan sudut pandang dari subjek. film cerita sangat memperhatikan ketinggian kamera lensa, dengan menata kaki kamera (tripod) dalam hubungan dengan materi subjek. Sementara juru kamera non cerita, news dan dokumenter, hanya menata tripod sekedar agar ia enak memandang dari alat pengintip kamera (finder). Mereka sama sekali tidak perduli pada tuntutan khusus dari subjek.


Reflektor,
Reflektor adalah kanvas yang berfungsi sebagai pemantul cahaya yang bisa memberikan efek cahaya tambahan yang berguna untuk memberikan citra yang lebih baik pada sujek yang akan di shot.


Shoot List ,
Shoot List adalah catatan yang terdiri dari rangkaian gambar yang direkam untuk proses editing.


Kamera handycam terdiri dari beberapa format kasetnya :
> Video 8
> Hi-8
> Digital 8
> VHS-C
> S-VHS-C
> Mini DV
> Micro MV
> DVCam


Kamera Professional Broadcast terdiri dari beberapa jenis :
> Hi-8 Pro
> S-VHS
> U-matic
> Betacam
> DVCPro/DVCam
> Digital-9
> Digital Betacam
> Memori Hardics.


Masing-masing jenis kamera memeliki kemampuan serta fungsi yang tidak sama antara satu kamera dengan jenis kamera lainnya. Ini dikarenakan setiap kamera memiliki kelas yang berbeda sesuai kebutuhannya, namun fungsi dan pengoperasiannya tidak jauh berbeda, hanya fasilitas dan kualitas hasil rekamannya yang memiliki perbedaan kualitas.
Rekaman film kita dikatakan layak jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi. Syarat-syarat ini hanya bisa diabaikan jika rekaman tersebut memiliki nilai tertentu (penting dan/atau menarik) atau mengabadikan peristiwa atau adegan yang istimewa.
Selamat berekspresi, semoga bermanfaat.

Disari dari berbagai Sumber